Jumat, 07 Desember 2012

SEMANGGI CEGAH OSTEOPOROSIS


Pernahkan Anda mendengar sayuran bernama semanggi? Sayuran yang berasal dari tanaman liar ini sudah akrab bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya. Semanggi Suroboyo menjadi salah satu ikon kuliner kota pahlawan ini. Ternyata, semanggi tak hanya enak rasanya, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan.

Di Surabaya, semanggi yang rendah lemak ini lezat dimakan biasa tanpa nasi alias sebagai kudapan. Setelah direbus dengan api sedang, siram dengan bumbu gula jawa, kacang, terasi, dan cabai. Semanggi asyik juga dimakan bersama kecambah, kangkung, serta kerupuk uli (kerupuk yang terbuat dari beras, Red). Mmm... pasti yummy!

Tahukah Anda jika tanaman liar yang kerap disantap sebagai kudapan ini punya khasiat luar biasa? Mengandung bahan aktif fitoestrogen yang sangat bermanfaat memperkuat tulang serta mencegah keropos tulang atau osteoporosis sejak dini. Fitoestrogen, kandungan dengan komposisi kimia mirip hormon estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Menurut Dr Mangestuti MS Apt, ahli farmasi dan salah satu peneliti semanggi dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF Unair), mengakui jika semanggi menjadi salah satu bahan penelitian yang kini sedang diolah tim peneliti dari Unair. Namun hingga saat ini, hasil penelitian sementara masih melalui tahap pengujian ulang. “Hasil screening awal kami bersama tim peneliti dari Unair menunjukkan bahwa semanggi punya prospek sangat baik terkait kandungan fitoestrogen untuk osteoporosis,” ujar Mangestuti kepada Surya.


Sejatinya, semanggi tak cuma tumbuh di wilayah Jawa Timur. Di beberapa wilayah di Indonesia lainnya juga tumbuh liar, misalnya Semarang dan Banyuwangi. Tanaman ini mudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi.
Ide awal penelitian semanggi dan osteoporosis ini berawal dari tanaman sejenis semanggi bernama red clover. Tanaman dengan daun persegi empat ini banyak tumbuh di daratan Eropa.

Tanaman liar yang punya nama ilmiah Marsilea Crenata ini termasuk kelompok paku-pakuan atau pakis-pakisan (Pteridophyta), tepatnya paku air. Morfologi tumbuhan marga ini khas, karena susunan daunnya menyerupai payung, tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Tumbuhnya mengambang di permukaan air.

Mangestuti menegaskan, penelitian tentang semanggi masih sangat jarang di dunia internasional, apalagi di Indonesia. Padahal, berdasarkan pengalaman-pengalaman dan penelitian sementara dari para ahli, tanaman ini berkhasiat untuk mengatasi osteoporosis. Sayang, sebelum membuktikan secara ilmiah manfaat semanggi untuk melawan osteoporis membutuhkan waktu dan pengujian ulang, sebelum disampaikan kepada masyarakat.

Penduduk Australia suku Aborigin juga mengenal tanaman sejenis secara turun temurun sebagai makanan, dari jenis Marsilea Drummondii. Empat dari 65 spesies marsilea, diantaranya marsilea crenata, marsilea drummondii, marsilea exarata dan marsilea quadrifolia sengaja dibudidayakan suku Aborigin untuk bahan pangan, sejak masa pendudukan kulit putih di daratan tanah kelahiran mereka. Lantaran penelitian semanggi yang masih minim, maka jarang ada yang 'menengok' tanaman ini.

Mangestuti mengingatkan, untuk tetap sehat itu tidak perlu dengan biaya mahal. Kita bisa memanfaatkan atau mengonsumsi bahan-bahan alami yang ada di sekeliling kita, dengan syarat rutin mengonsumsinya. Hal yang perlu diingat, jenis bahan-bahan alami umumnya tidak besifat menyembuhkan, tapi sebagai upaya menjaga dan memperbaiki sistem metabolisme tubuh.

Hasil terapi dengan bahan-bahan alami juga tidak bisa diketahui dalam jangka pendek dan instan. Butuh ketekunan dan ketelatenan sehingga kita bisa merasakan manfaat dari bahan alami tersebut. “Orang sering salah kaprah, ketika dirinya sudah mengidap penyakit penyakit tertentu, baru berpikir mencari obat dari tanaman tradisional yang hasilnya jangka panjang,” timpalnya.

Mangestuti menegaskan kembali, semanggi bukan untuk menyembuhkan keropos tulang dengan sekejap. Mengonsumsi semanggi secara rutin, membantu menambah nutrisi sehingga meningkatkan kepadatan tulang akibat dari kandungan fitoestrogennya yang tinggi. Dengan kata lain, semanggi lebih ampuh digunakan sebagai pencegah serangan osteoporosis.

Hormon estrogen atau oestrogen yakni sekelompok senyawa steroid, terutama berfungsi sebagai hormon seks wanita. Keberadaannya juga memperkuat tulang dan persendian. Pada wanita menopause, ketika produksi hormon estrogen mulai menurun maka risiko keropos tulang pun semakin tinggi.
Selain semanggi, ada sejumlah bahan alami dari tumbuh-tumbuhan lain yang juga diyakini berkadar fitoestrogen tinggi. Kacang kedelai dan tanaman biji-bijian seperti gandum dan beras, adalah di antaranya. Selain itu juga apel, wortel, serta aneka makanan olahan kedelai, gandum, beras, apel, dan wortel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar